Dasar Analisa Teknikal
Dasar Analisa Teknikal Bagian ini akan membahas:
Analisa teknikal dasar Definisi dan asumsi dengan Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator
Berjalanlah ke area terbuka, dan lihatlah kondisi cuaca saat ini. Apakah
Anda melihat langit cerah? Atau berawan? Atau mendung? Atau bahkan
mendung yang sangat gelap? Setelah itu, ingat-ingatlah kembali cuaca apa
yang biasanya menyusul?
Kita umumnya dengan analisa teknikal akan memperkirakan akan turun hujan
jika saat ini melihat cuaca mendung, atau sebaliknya, jika melihat
cuaca cerah, kita tidak mengharapkan hujan akan turun.
Disadari atau tidak dengan analisa teknikal, kita sedang membuat
perkiraan-perkiraan tentang masa depan berdasarkan situasi atau kondisi
saat ini. Perkiraan tersebut membantu kita untuk mengantisipasi apa yang
mungkin terjadi. Misalnya, jika kita melihat mendung yang gelap pada
puncak musim hujan, tentunya kita tidak akan keluar rumah tanpa
mempersiapkan diri untuk menghadapi hujan lebat bukan?
Berdasarkan
analogi tersebut, dapat disimpulkan bahwa mekanisme analisa teknikal
persis dengan perkiraan cuaca. Caranya sangat sederhana dan mudah
dilakukan oleh semua orang. Weatherman tidak membutuhkan data lain untuk
melakukan perkiraan selain melihat ke langit dan mengenali tanda-tanda
dan kebiasaan sebelum turunnya hujan. Analisa Teknikal juga demikian,
hanya membutuhkan grafik sebagai satu-satunya sumber data untuk
menganalisis perilaku pasar dan menghasilkan perkiraan selanjutnya.
Banyak istilah dalam definisi analisa teknikal yang mungkin Anda
temukan. Misalnya; analisa teknikal sebagai studi terhadap harga, studi
terhadap perilaku pasar, terhadap grafik atau terhadap pola-pola harga.
Dengan tujuan untuk mengenali tren atau mencari peluang entry & exit
atau untuk memaksimalkan keuntungan. Tetapi tentu, Anda sendiri sadar
bahwa perbedaan tersebut hanya sebatas penggunaan istilah yang berujung
pada maksud yang sama. Pada intinya, analisa teknikal merupakan analisis
terhadap perilaku pasar untuk mencari peluang-peluang transaksi.
{break}
Perilaku pasar
Perilaku seluruh pihak yang terlibat di pasar hanya muncul dalam tiga bentuk aktifitas:
1. Membeli Melakukan pembelian terhadap instrumen tertentu, baik untuk posisi baru atau untuk likuidasi posisi sebelumnya.
2. Menjual Melakukan penjualan terhadap instrumen tertentu, baik untuk posisi baru atau untuk likuidasi posisi sebelumnya.
3. Mengamati Memilih untuk tidak mengambil posisi baru
atau melikuidasi posisi yang ada, atau telah memutuskan untuk menahan
posisi hingga waktu atau harga tertentu.
Dan hasil analisa teknikal dari aktifitas tersebut memunculkan kenaikan
atau penurunan harga. Jika pihak pembeli lebih kuat dibanding penjual,
maka analisa teknikal harga tentunya akan mengalami kenaikan, dan begitu
juga sebaliknya. Semakin banyak pihak yang meminta, maka analisa
teknikal harga akan semakin tinggi, dan jika semakin banyak pihak yang
menawarkan maka semakin rendah pula harga. Hal ini terjadi karena pasar
adalah tempat perdagangan maka hukum supply & demand tetap berlaku.
Untuk mengenali analisa teknikal apakah harga mengalami kenaikan,
penurunan atau bergerak dalam area yang terbatas, kita membutuhkan data
yang mencakup harga sekarang dan harga-harga sebelumnya. Keseluruhan
data analisa teknikal tersebut kemudian ditampilkan ke dalam grafik atau
chart, yang saat ini sudah tersedia secara atomatis melalui software
tertentu atau trading platform yang ada. Dan itu tentunya analisa
teknikal tersebut sangat memudahkan proses analisa.
Ketika melihat grafik analisa teknikal, Anda akan menemukan harga
bergerak naik, turun atau datar secara berlulang-ulang, dari sinilah
proses pengenalan tren harga dapat kita lakukan, dan kemudian mengenali
ciri-cirinya masing-masing untuk dimanfaatkan pada kesempatan analisa
teknikal berikutnya.
Figure 1 Alur kerja analisa teknikal
Seperti yang diperlihatkan dalam diagram
1, proses analisa teknikal dimulai melalui grafik untuk mengenali tren
kemudian mencari peluang untuk menciptakan keuntungan.
{break}
Asumsi dasar
Untuk membangun pemahaman dan pengetahuan tentang analisa teknikal selanjutnya, ada 3 asumsi dasar yang perlu diketahui:
1. Market discount everything
Yang pertama adalah bahwa analisa teknikal pasar merupakan cerminan dari
segala sesuatu. Perubahan harga yang terjadi di pasar adalah hasil dari
tindakan (pembelian atau penjualan) yang diambil oleh para pelaku
dengan beragam latar belakang, informasi, pengetahuan dan emosi yang
berbeda.
Melalui pengamatan terhadap perubahan harga yang terjadi di pasar sudah
cukup bagi seorang analis untuk memperkirakan analisa teknikal
pergerakan harga selanjutnya.
2. Prices move in a trend
Analisa teknikal harga cenderung bergerak ke arah yang sama selama
beberapa periode. Pergerakan tersebut dapat naik, turun atau bergerak
dalam area tertentu (sideway) membentuk pola-pola yang efeknya dapat
dikenali. Analisa teknikal percaya bahwa harga tidak bergerak secara
acak, sehingga dapat diperkirakan. Jika harga suatu aset bergerak naik
pada akhir minggu ini, maka minggu depan pergerakan tersebut cenderung
berlanjut, sampai tanda analisa teknikal berakhirnya kenaikan muncul
secara jelas.
3. History repeats itself
Pola-pola analisa teknikal tertentu yang dibentuk oleh pergerakan harga
yang terjadi di masa lalu akan terulang kembali dan menimbulkan efek
yang sama di masa depan. Analis teknikal percaya bahwa perilaku
transaksi manusia yang didorong oleh informasi, keinginan dan emosi
secara masal cenderung akan berulang, misalnya analisa teknikal
sekerumunan massa yang melakukan antrian akibat kelangkaan minyak tanah
pada saat ini akan kembali mengulang perilakunya di masa depan ketika
menghadapi situasi yang sama.
{break}
Alat analisa teknikal
Seorang trader atau investor hanya
membutuhkan harga dan volume untuk dapat melakukan analisa teknikal.
Dimana harga adalah nilai uang dari aset yang diperdagangkan, dan volume
adalah jumlah transaksi. Kedua data ini, kemudian dimunculkan dalam
grafik yang akhirnya menjadi objek utama analisa teknikal.
Tipe-tipe grafik
Dalam analisa teknikal, model grafik ada berbagai macam, namun dalam perkenalan ini kita akan membahas tiga yang paling populer.
1. Line chart
Analisa teknikal Grafik ini hanya
berisikan sebuah garis yang menghubungkan penutupan perdagangan yang
satu dengan yang lain. Misalnya jika pada hari pertama perdagangan harga
berakhir di level 300, dan di hari kedua ditutup di harga 200 dan di
hari ketiga di harga 400 seperti pada gambar 2, maka garis lurus dapat
digambar dari 300 menuju 200 kemudian 400, dari arah kiri ke kanan.
Gambar 2 Line Chart
Sebuah analisa
teknikal line chart memiliki pergerakan yang jelas dan halus tetapi
tidak menyediakan informasi harga tertinggi, terendah dan harga
pembukaan setiap sesi, akibatnya fluktuasi analisa teknikal pasar tidak
terlihat selama periode tersebut. Tergantung strategi yang anda memilih,
hal ini dapat berarti atau tidak.
{break}
2. Bar chart
Analisa teknikal bentuk bar chart
menyerupai batang yang memiliki tangkai di kiri dan kanan, dan memiliki
informasi yang lebih lengkap, berisi harga pembukaan, tertinggi,
terendah dan penutupan.
Harga buka pasar berada pada tangkai kiri, dan penutupan pada tangkai
kanan. Sementara ujung dari batangnya mewakili harga tertinggi dan
terendah dalam satu periode perdagangan.
Gambar 3 Struktur bar chart
3. Candlestick chart
Analisa teknikal Candlestick merupakan
grafik tertua yang ditemukan oleh analis teknikal. Struktur tubuhnya
menyerupai lilin, dan memiliki unsur yang sama dengan bar chart,
terdapat data Open, High, Low dan Close pada setiap sesinya.
Harga yang mengalami kenaikan biasanya dibentuk dengan warna terang, dan
harga turun dengan warna gelap. Selain berfungsi sebagai salah satu
tipe grafik, candlestick juga memiliki model analisa tersendiri yang
telah luas digunakan oleh trader di dunia.
Gambar 4 Candlestick chart
Seluruh model grafik memiliki keunikan
tersendiri, seseorang mungkin saja lebih menyukai line chart dibanding
bar ataupun candlestick. Observasilah ketiganya, temukan mana yang Anda
minati.
Dalam gambar 5 di atas, analisa teknikal grafik line yang berada pada
posisi paling kiri menampilkan harga lebih halus dibanding grafik bar
ataupun candle. Namun line chart tidak memiliki data intraday yang cukup
penting, misalnya harga perdagangan tertinggi atau terendah sepanjang
periode tersebut, sehingga line chart banyak digunakan hanya untuk
mempermudah pengenalan tren, sementara bar dan candle lebih banyak
digunakan untuk analisa teknikal peluang-peluang transaksi, jangka
pendek dan menengah.
Gambar 5 Analisa teknikal Grafik line, bar dan candlestick untuk Euro Daily, Mei 2009 {break}
Analisa teknikal Indikator dan oscillator
Indikator teknikal adalah hasil
perhitungan matematis yang inputnya berdasarkan pada dua hal; harga dan
volume. Sebuah indikator dapat disusun dengan hanya mempertimbangkan
harga, atau hanya volume atau kombinasi dari keduanya.
Perbedaan indikator dan oscillator dalam analisa teknikal terletak pada
batasan perhitungannya. Indikator tidak memiliki batas atas dan bawah,
misalnya analisa teknikal Moving Averages. Sementara oscillator biasanya
bergerak terbatas di dalam area tertentu, misalnya 0 sampai 100 seperti
RSI dan Stochastic, atau bergerak diantara area positif dan negatif
dengan area tengah 0, seperti MACD. Namun, secara praktis, indikator dan
oscillator tidak harus dibedakan sedemikian rupa, karena analisa
teknikal keduanya menggunakan dasar dan memiliki manfaat yang sama.
Dua manfaat analisa teknikal indikator dan oscillator adalah:
1. Menentukan tren dan mengukur kualitasnya
Dalam kategori analisa teknikal ini, terdapat indikator yang dapat
membantu trader untuk mengenali/ menentukan sebuah tren yang terjadi,
seperti penggunaan Moving Average(MA), kemudian mengukur kekuatan nya
seperti Average Directional Movement Index (ADX), mengukur tingkat
volatilitas harga , seperti Average True Range (ATR), dan mengukur
tingkat kecepatan perubahan harga, misalnya Momentum.
2.Menentukan level entry dan exit
Penggunaan indikator tidak bisa dianggap remeh dalam membantu seorang
trader untuk menentukan pengambilan posisi beli atau jual. Setiap
analisa teknikal indikator biasanya memiliki metode sendiri dalam
menghasilkan sinyal. Moving Average misalnya, menghasilkan sinyal beli
ketika penutupan harga berhasil melampaui garis MA, atau ketika terjadi
crossover antara MA periode lebih pendek ke atas MA periode lebih
panjang.{break}
Tips memilih indicator
Pilihlah indikator yang paling cocok dan mudah untuk Anda gunakan dalam
menganalisa teknikal. Gunakan sesedikit mungkin indikator agar sistem
Anda tidak terlalu rumit dalam melakukan analisa teknikal. Pilihlah
indikator berdasarkan fungsinya masing-masing. Misalnya: Moving average
untuk mengenali tren dan RSI sebagai filter atau mencari sinyal
konfirmasi. Amatilah perilaku indikator terhadap harga dengan
mengujinya. Kenali pada kondisi apa saja indikator tersebut berfungsi
dengan baik dan pada kondisi apa saja mengalami gangguan.
Review
- Analisa teknikal adalah studi terhadap perilaku pasar untuk mengenali peluang trading.
- Ada tiga buah asumsi dasar yang
menjadi fondasi analisa teknikal; Market discount everything, price
moves in trend dan histroty repeat it self.
- Analisa teknikal membutuhkan dua
jenis data untuk menganalisa yaitu harga dan volume. Indikator dan alat
lainnya dibuat berdasarkan dua data tersebut.
- Tiga jenis grafik yang paling populer yaitu line chart, bar chart dan candlestick chart.
- Indikator dan oscillator dibedakan berdasarkan area pergerakan tetapi memiliki interpretasi yang sama.
Tren Identifikasi
Jenis tren
Tren dapat
didefinisikan sebagai arah specific pergerakan harga. Hal ini penting
untuk dipantau untuk trading sebuah market. Banyak trader terkadang
membuat rumit pengenalan tren yang harusnya sejelas dan sederhana
mungkin.
Tren harga adalah kecenderungan arah pergerakan harga dalam kurun waktu
tertentu. Dan dapat diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu dan arah
pergerakan.
1. Durasi Tren
Primary (Jangka Panjang) Tren harga yang bergerak dengan jangka waktu
yang lebih lama, biasanya bertahan lebih dari satu tahun. Intermediate
(Jangka Menengah) Tren harga yang bergerak dengan jangka waktu menengah,
biasanya lebih dari 3 minggu hingga beberapa bulan. Minor (Jangka
Pendek) Tren harga yang bergerak dengan jangka waktu yang lebih pendek,
dari satu hari hingga beberapa minggu.
2. Arah Tren
Pergerakan harga baik primary, intermediate atau minor, biasanya
cenderung menuju ke arah yang sama. Dalam analisa teknikal, tren sangat
mudah dikenali dengan memahami 4 istilah dibawah ini:
- Higher high (HH); puncak harga tertinggi
- Higher low (HL); lembah yang lebih tinggi dari sebelumnya
- Lower high (LH); puncak yang lebih rendah dari sebelumnya
- Lower low (LL); lembah yang lebih rendah dari sebelumnya{break}
1. Uptrend (Tren naik)
Sederetan higher High (HH) dan Higher Low (HL). Atau dengan bahasa
lain, adalah pergerakan harga yang berulang kali membentuk puncak dan
lembah yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Gambar 1 tren naik.
2. Downtrend (Tren turun)
Sederetan Lower High (LH) dan Lower Low (LL). Atau, secara berulang
membentuk puncak dan lembah yang lebih rendah dibanding sebelumnya.
Gambar 2 Downtrend
3. Sideways (Konsolidasi)
Harga yang tidak membentuk sederetan HH, HL atau LH, LL. Atau harga yang secara berulang diperdagangkan dalam area yang sama.
Gambar 3 Sideways {break}
Penentuan tren
1. Peak & Trough analysis
Suatu tren dapat dikatakan telah terjadi ketika sudah membentuk puncak
(peak) & lembah (trough) paling sedikit dua kali ke arah yang sama.
Misalnya, jika terjadi dua kali kenaikan peak & trough (P&T),
maka tren naik dapat dikatakan dimulai, seperti yang diilustrasikan pada
gambar 4.
Gambar 4 Awal tren naik
Dan sebaliknya, jika terjadi dua kali penurunan P&T, tren turun mendapatkan sinyal. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5 Awal tren menurun {break}
2. Garis tren (Trend Line)
Tren juga dapat dikenali melalui penggunaan garis yang
dihubungkan antara titik tertinggi atau terendah suatu pergerakan harga.
Proses penentuan tren melalui garis ini hanya dapat dilakukan jika
terdapat dua titik yang dapat dihubungkan. Dalam tren naik misalnya,
terdapat dua kali kenaikan trough atau dua kali penurunan peak dalam
tren turun. Simak gambar 6 dan 7.
Gambar 6 Pemotongan garis uptrend
Ketika harga memecah garis tren, hal ini adalah sinyal pertama bahwa akan ada pembalikan tren.
Gambar 7 Pemotongan garis downtrend {break}
Support & resistance
Support adalah level dibawah harga sekarang yang memiliki kekuatan beli
cukup besar sehingga mampu menahan penurunan harga lebih jauh.
Resistance adalah level diatas harga sekarang yang memiliki kekuatan
jual cukup besar sehingga mampu menahan kenaikan harga lebih lanjut.
Gambar 8 Resistance berubah menjadi Support
Support dan resistance merupakan level
tahanan, keduanya berfungsi sebagai penghambat kecepatan harga. Jika
level tersebut terlewati maka harga akan membentuk level support atau
resistance yang baru. Biasanya level resistance yang berhasil terlewati
akan menjadi level support bagi pergerakan selanjutnya, demikian juga
bagi level support yang terlewati, biasanya akan menjadi resistance bagi
pergerakan harga selanjutnya.
Support dan resistance dapat diidentifikasi dengan menggunakan garis
trend. Normalnya garis tren diletakkan pada harga terendah atau harga
tertinggi sebelumnya.
Gambar 9 Tambahan Resistance dan Support
Dalam gambar 9,
terdapat contoh lain support dan resistance yang terjadi pada
Poundsterling. Anda akan menemukan level support dan resistance yang
dominan pada saat harga mengalami trading range atau hanya bergerak
dalam area terbatas dalam waktu yang cukup panjang. Namun begitu level
berhasil ditembus, umumnya pergerakan besar menyusul kemudian. Dalam
kata lain, trading range biasanya terjadi sebelum pergerakan
besar.{break}
Pola harga
Tren umumnya tidak berubah secara langsung dan tiba-tiba. Biasanya
terdapat periode transisi sebelum perubahan tersebut terjadi. Dan selama
masa transisi tersebut harga melakukan pergerakan membentuk formasi
yang memiliki ciri-ciri tertentu yang mudah dikenali.
Formasi-formasi tersebut biasanya di diklasifikasikan sebagai reversal
pattern dan continuation pattern. Namun implikasi dari berlanjut atau
berbaliknya harga setelah menyelesaikan formasi tersebut umumnya
tergantung pada ke arah mana breakout terjadi.
Dalam buku ini, kita hanya akan membahas dua pola harga yang paling umum terjadi dan memiliki efek paling tinggi.
1. Head and Shoulder
Yang pertama Head and Shoulder Pattern, sesuai namanya, adalah formasi
yang mirip dengan bentuk kepala dan bahu, yang memiliki implikasi
reversal. Pola ini merupakan salah satu pola klasik yang memiliki
validitas tinggi.
Gambar 10 Pola Head & Shoulder
Gambar 10 adalah contoh formasi pola
‘head and shoulders’ yang harus memiliki dua bahu (A dan C), dan kepala
yang harus lebih tinggi dibanding kedua bahu.
Breakout terjadi ketika harga setelah membentuk bahu kanan (C) menembus
garis neckline. Pergerakan harga setelah breakout tergantung jarak
antara kepada dan neckline.
{break}
Efek: Umumnya reversal, berdasarkan arah breakout terjadi
Sebagai contoh, bisa dilihat pada gambar 11. Setelah bahu kiri tercipta
pada Juni dan Juli 2007, Poundsterling berhasil menciptakan high baru
dan pola head tercipta [ada Agustus-Desember 2007. Harga kemudian turun
lagi ke neckline and menciptakan shoulder kanan dari Maret sampai
Agustus 2008. Polanya lengkap setelah harga memecah neckline pada
tanggal 13 Agustus 2008. Harga mulai tren kebawah sejauh yang
diindikasikan panah merah, yang juga merupakan jarak head dan neckline.
and neckline.
Gambar 11, Reversal Head and Shoulder pada GBP daily
2. Triangle
Triangle adalah pola harga sideway yang berbentuk segitiga, dimana kedua
garis trend bergerak saling mendekati, dan diikuti oleh harga yang
membentuk sederetan lower high dan atau higher low. Triangle memiliki
banyak tipe, diantaranya symetrical, ascending dan descending, yang
berbeda dari sisi klasifikasinya.
Efek: Melanjutan tren atau reversal
Untuk lebih memudahkan, bahwa hampir seluruh pola harga akan bergerak sesuai arah breakoutnya masing-masing.
{break}
Gambar 12, Triangle berlanjut (continuation) Gambar 13, Triangle berbalik arah (reversal)
Dalam gambar 12,
setelah harga menyempurnakan formasi triangle, dan kemudian melakukan
penetrasi ke garis triangle bagian atas. Harga bergerak sesuai dengan
arah breakout. Demikian juga pada gambar 13, harga bergerak kearah
breakout tetapi merupakan reversal tren yang sedang berjalan.
Gambar 14 Euro H1, Breakout ke bawah
Euro H1 membentuk pola symetrical
triangle dengan bearish breakout seperti yang diilustrasikan oleh gambar
14, kemudian harga dengan cepat kembali ke area awal pembentukan pola.
Dalam Time frame lebih besar (H4), setelah breakout tersebut, Euro
kemudian membentuk pola symetrical triangle yang lebih besar, namun
membentuk bullish breakout (gambar 15).
Gambar 15 Euro H4, Breakout ke bawah
Review
- Tren didefinisikan sebagai
kecenderungan pergerakan harga dan dapat diklasifikasikan berdasarkan
jangka waktu dan arah bergeraknya.
- Tren dapat dikenali melalui posisi puncak dan lembahnya, menggunakan garis tren atau melalui indikator.
- Pola harga dapat diklasifikasikan
ke dalam 2 model, yang pertama adalah pola berlanjut, dan kedua adalah
pola reversal atau pembalikan arah.
- Umumnya efek yang dihasilkan oleh pola harga mengikuti arah breakout-nya.